Makalah
Sistem Reproduksi
Pada Hewan Invertebrata
Diajukan Guna
Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah :
Biologi Reproduksi
Dosen Pengampu : Dr.
Dewi Cahyani, MM, M.Pd
Disusun Oleh
Aisyah
Nurlaela (14121610656)
TARBIYAH
: IPA – BIOLOGI (A/5)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NUR JATI CIREBON
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fisiologi adalah
salah satu dari cabang-cabang biologi yang
mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi
secara fisik dan kimiawi.
Istilah ini dibentuk dari kata Yunani Kuna φύσις, physis,
"asal-usul" atau "hakikat", dan λογία, logia,
"kajian". Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk
mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme
secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung
kehidupan.
Reproduksi merupakan
salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu
jenis hewan akan segera punah. Oleh Karena itu, perlu dihasilkan sejumlah besar
individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses pembentukkan
individu baru inilah yang disebut reproduksi.
Reproduksi dapat terjadi secara generative
atau vegetative. Reproduksi secara vegetative tidak melibatkan proses
pembentukkan gamet, sedangkan reproduksi generative diawali dengan pembentukan
gamet. Di dalam gamet terkandung unit hereditas (factor yang diturunkan0 yang
hereditas yang sebenarnya yang terletak pada DNA.
Reproduksi pada hewan dapat terjadi
secara seksual maupun aseksual. Konsep reproduksi aseksual tidak dapat
didefinisikan dengan tepat (Karena terlalu banyak variasi), tetapi jelas bahwa
proses ini tidak berkaitan dengan proses pembentukian gamet. Reproduksi
aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan, fragmentasi atau budding /
bertunas.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan reproduksi ?
2. Bagaimana
system reproduksi pada hewan invertebrata?
3. Apa saja hewan invertebrata dan bagaimana macam -
macam reproduksinya?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui system reproduksi pada
hewan invertebrata
2.
untuk
memahami sistem reproduksi pada hewan invertebrate
3.
untuk
mengetahui hewan – hewan invertebrata dan macam - macam reproduksinya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Reproduksi
Reproduksi
merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan
tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh Karena itu, perlu
dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu
hewan. Proses pembentukkan individu baru inilah yang disebut reproduksi.
Reproduksi
hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif dan Generatif. Perkembangbiakan
Vegetatif terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan
dan Betina.
Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah atau tidak
bertulang bekakang (Avertebrata). Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi
pada Hewan tingkat
tinggi atau hewan betulang belakang (Vertebrata).
Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat betina dan
ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi).[1]
B.
Reproduksi
pada hewan Invertebrta
a.
Platyhelminthes
Organ reproduksi jantan (testis)
dan organ betina (Ovarium) pada Platyhelminthes terdapat dalam satu individu
sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral
tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes
yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik
lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan
atau cairan tubuh inangnya.
Habitat Platyhelminthes yang hidup
bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes
yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi,
babi, atau manusia.Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan
aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh
sperma terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri
ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua
Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi
aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan
tubuh tersebut menjadi individu baru. [2]
b.
Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya bereproduksi
secara seksual
karena sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin
jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan
secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur per
hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur dapat
membentuk kista
untuk perlindungan dirinya.
c.
Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara
seksual dengan pembantukan gamet, memiliki klitelum sebagai alat kopulasi.
Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi cairan & membentuk kokon
tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang
kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu dengan
individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris)
melalui larva trochophore berenang bebas.
d.
Arthropoda
Secara normal udang adalah
diossious, hanya dalam keadaan luar biasa mereka adala hemaprodit. Alat
reproduksi jantan adalah testis terletak di bawah pericardial sinus. Dua vasa
differensia yang terbuka melalui coxopodite pada kaki jalan ke 5. Alat
reproduksi betina adalah ovarium yang berupa testis baik bentuk maupun
letaknya. Sebuah oviduct terbuka pada coxopodite pada kaki jalan ketiga.
Kopulasi udang biasanya terjadi pada bulan September, Oktober, Nopember pada
tahun pertama. Mereka hidup bersama setelah umur mereka lebih satu bulan.
Kopulasi kedua terjadi pada musim hujan kedua.
e.
Moluscca
Mollusca bereproduksi secara seksual dan
masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi
dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur
berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
f.
Echinodermata
Secara umum filum Echinodermata,
menglami seks secara terpisah dengan beberapa perkecualian. Gonad yang relative
besar terletak di sebelah luar dengan pembuluh sederhana, jumlah ovum banyak
sekali dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan
transparan serta biasanya hidup bebas dengan berenag-renang dalam air, bermetamorfosis
yang kompleks. Beberapa spesies vivipar, beberapa berkembang biak dengan
aseksual yaitu dengan pembelahan sel, memiliki daya regenerasi yang besar
sekali bila terdapat bagian yang rusak atau terlepas.
Contohnya pada bintang laut, seks
bintang laut terpisah yakni ada yang jantan atau betina. Alat reproduksi
strukturnya bercabang-cabang pada masing-masing lengan terdapat dua cabang yang
berada di bagian dasar pertemuan lengan. Pada hewan betina alat seksnya dapat
melepaskan 2,5 juta telur dalam tiap 2 jam, sehingga tiap musim bertelur dapat
melepaskan telur sebanyak kurang lebih 200 juta. Hewan jantan pun dapat
menghasilkan sperma lebih banyak dari jumlah sel telur telur betina.
Fertilisasi atau pembuahan terjadi dalam air, kemudian akan tumbuh menjadi
larva bipinria.
g. Porifera
Porifera
melakukan reproduksi secara aseksual
maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin
di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar. Secara seksual dengan cara
peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini terjadi di luar tubuh
porifera.[3]
h. Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan
seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan
tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di
dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk
koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan
sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa
Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk
gamet adalah hydra.[4]
C.
Macam –macam reproduksi hewan
invertebrate.
Reproduksi
pada hewan invertebrate dapat terjadi
secara seksual maupun aseksual. Konsep reproduksi aseksual tidak dapat
didefinisikan dengan tepat (Karena terlalu banyak variasi), tetapi jelas bahwa
proses ini tidak berkaitan dengan proses pembentukian gamet. Reproduksi
aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan, fragmentasi atau budding /
bertunas.
1.
Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual
pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:
a.
Membelah Diri
Reproduksi
dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel satu),
misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses
pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi
dua bagian yang masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut.
Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan diikuti pemisahan yang
membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan,
Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri
berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih
kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik, dinding kista akan pecah dan
individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba
dewasa.
b.
Fragmentasi
Fragmentasi
adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan tubuh
tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara
fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi
yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian,
masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing
Planaria.
c.
Pembentukan Tunas
Tunas adalah
cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh dari induk
yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp.
Individu
baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas
akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi
dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.
d.
Sporulasi
Sporulasi
adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan
spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium adalah
protozoa bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria.
Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami
dua fase, yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung
di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif berlangsung di
dalam tubuh penderita penyakit malaria.
e.
Parthenogenesis
Arthenogenesis
yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi.
Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang. Paedogenesis yaitu terbentuknya
individu baru langsung
dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola
hepatica dan Clonorchis sinensis.
2. Perkembangbiakan
seksual
Reproduksi
seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis
kelamin yang berbeda.
Pada reproduksi seksual terjadi persatuan 2 macam gamet dari 2 individu yang berbeda
jenis kelaminnya, sehingga terjadi percampuran materi genetic yang memungkinkan
terbentuknya individu baru dengan sifat baru. Reproduksi seksual pada
invertebrate terbagi atas:
- Konjugasi yaitu persatuan
antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi
persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada
Paramaecium sp.
- Fusi yaitu persatuan/peleburan duya
macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam
yaitu :
a.
Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk
dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
b.
Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran
dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
c.
Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang
memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
Bab III
Kesimpulan
1.
Reproduksi
merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan
tersebut, suatu jenis hewan akan segera punah. Oleh Karena itu, perlu
dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu
hewan. Proses pembentukkan individu baru inilah yang disebut reproduksi.
2.
Reproduksi
hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif dan Generatif. Perkembangbiakan
Vegetatif terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan
dan Betina.
Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah atau tidak
bertulang bekakang (Avertebrata).
3.
Cara
reproduksi hewan invertebrate :
Ø Platyhelminthes
melakukan reproduksi secara
aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan
tubuh tersebut menjadi individu baru.
Ø
Nemathelminthes umumnya bereproduksi
secara seksual
karena sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin
jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda.
Ø
Annelida umumnya bereproduksi secara
seksual dengan pembantukan gamet.
Daftar
Pustaka
Radiopoero.1998. Zoologi.
Jakarta. Erlangga
Rusyana, Adun.2011.Zoologi
invertebrate. Bandung : alfabeta
Jasin,
maskoeri.1984. Sistematika Hewan : Invertebrata dan vertebrat. Surabaya : Sinar
Wijaya
http://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-reproduksi/sistem-reproduksi-hewan.html. (diakses pada kamis/20/11/2014pukul 08.30
wib)
http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/.html. Diakse
pada kamis /20/11/2014 pukul 08.00 wib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar